') //-->
وَ لَمَّا جَاءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيْقٌ مِّنَ الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْكِتَابَ كِتَابَ اللّهِ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ كَأَنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ(101)
101. Dan setelah datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang punggung mereka seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).
وَ اتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِيْنُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَ مَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَ لَكِنَّ الشَّيْاطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَ مَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ وَ مَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَ زَوْجِهِ وَ مَا هُم بِضَآرِّيْنَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللهِ وَ يَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَ لاَ يَنْفَعُهُمْ وَ لَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَ لَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ(102)
102. Dan mereka mengikuti apa yang dibaca (dipelajari) oleh para setan itu pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir (dan tidak mengerjakan sihir), dan hanya setan-setan itulah yang kafir serta mengajarkan sihir kepada manusia. Dan (mereka juga mengikuti) apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut. Mereka berdua tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun kecuali berpesan (sebelumnya), “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu). Oleh sebab itu, janganlah kau kafir (dan jangan kau menyalahgunakan pelajaran ini)”. (Akan tetapi), mereka (menyalahgunakan hal itu dan) hanya mempelajari dari kedua malaikat itu apa dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mendatangkan bahaya kepada seseorang kecuali dengan izin Allah. Mereka (hanya) mempelajari sesuatu yang dapat mendatangkan bahaya kepada (diri) mereka dan tidak memberikan manfaat. Dan sesungguhnya mereka meyakini bahwa barangsiapa membeli (barang) itu, ia tidak akan mendapatkan keuntungan di akhirat. Alangkah jeleknya barang yang mereka jual diri mereka dengannya itu, jika mereka mengetahui.
وَ لَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوْا وَ اتَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ مِّنْ عِنْدِ اللهِ خَيْرٌ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ(103)
103. Sesungguhnya jika mereka beriman dan bertakwa, niscaya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, jika mereka mengetahui.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَقُوْلُوْا رَاعِنَا وَ قُوْلُوا انْظُرْنَا وَ اسْمَعُوْا وَ لِلْكَافِرِيْنَ عَذَابٌ أَلِيْمٌ(104)
104. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah berkata (kepada Muhammad), “Râ`inâ”, tetapi, katakanlah, “Unzhurnâ”, dan dengarkanlah (perintah ini). Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang amat pedih.[1]
مَّا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَ لاَ الْمُشْرِكِيْنَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَ اللهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ (105)
105. Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan musyrikin tidak menginginkan jika kebaikan diturunkan dari Tuhan kalian atas diri kalian. Dan Allah hanya mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar.
مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ عَلَىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ(106)
106. Setiap Kami tidak menghapus suatu ayat (baca : hukum) atau melupakannya, Kami akan mendatangkan yang lebih baik darinya atau sebanding dengannya. Apakah engkau tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَ لاَ نَصِيْرٍ(107)
107. Apakah engkau tidak mengetahui bahwa hanya bagi Allahlah kerajaan langit dan bumi? Dan kalian tidak memiliki seorang pelindung dan penolong selain Allah.
أَمْ تُرِيْدُوْنَ أَنْ تَسْأَلُوْا رَسُوْلَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوْسَى مِنْ قَبْلُ وَ مَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيْمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ(108)
108. Apakah kalian ingin meminta kepada Rasul kalian (sebuah permintaan yang tidak logis) sebagaimana Musa pernah diminta (untuk itu) pada zaman dahulu? Dan barangsiapa menukar iman dengan kekafiran, maka ia telah sesat dari jalan yang lurus.
وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ إِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِّنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوْا وَ اصْفَحُوْا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ(109)
109. Mayoritas Ahli Kitab menginginkan agar dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka setelah kebenaran menjadi nyata bagi mereka. Maafkanlah mereka dan ampunilah sehingga Allah mendatangkan (baca : mengeluarkan) perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
وَ أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَ آتُوا الزَّكَاةَ وَ مَا تُقَدِّمُوْا لِأَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللهِ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ(110)
110. Dan dirikanlah shalat serta tunaikanlah zakat. Setiap kebajikan yang kalian haturkan bagi diri kalian, tentu kalian akan mendapatkannya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kalian lakukan.
وَ قَالُوْا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ كَانَ هُوْدًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ(111)
111. Dan mereka berkata, “Tidak akan pernah masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan kosong mereka belaka. Katakanlah, “Tunjukkanlah bukti kalian jika kalian benar (baca : jujur)”.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ ِللهِ وَ هُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَ لاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ(112)
112. Iya! Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka ia memiliki pahalanya di sisi Tuhannya, tiada ketakutan (baca : kekhawatiran) bagi mereka, dan mereka tidak bersedih hati.[2]
وَ قَالَتِ الْيَهُوْدُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَىَ شَيْئٍ وَ قَالَتِ النَّصَارَى لَيْسَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى شَيْئٍ وَ هُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتَابَ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَاللهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ(113)
113. Orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak memiliki kedudukan (di sisi Allah)[3]”, dan orang-orang Nasrani juga berkata, “Orang-orang Yahudi tidak memiliki kedudukan (di sisi Allah)”, padahal mereka (sama-sama) membaca al-Kitab. Begitu juga orang-orang yang tidak mengetahui itu mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka, Allahlah yang akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
وَ مَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ وَ سَعَى فِيْ خَرَابِهَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوْهَا إِلاَّ خَآئِفِيْنَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ(114)
114. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk menghancurkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya kecuali dengan perasaan takut (kepada Allah). Mereka akan mengalami kehinaan di dunia ini dan mendapat siksa yang berat di akhirat kelak.
وَ ِللهِ الْمَشْرِقُ وَ الْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ إِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ(115)
115. Dan hanya bagi Allah-lah timur dan barat. Maka, ke arah mana pun kalian menghadap, di situlah terdapat “wajah” Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.
وَ قَالُوا اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَل لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ كُلٌّ لَّهُ قَانِتُوْنَ(116)
116. Mereka (orang-orang Yahudi, Nasrani, dan musyrikin) berkata, “Allah mempunyai seorang anak”. Maha Suci Allah! Bahkan, segala yang berada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Seluruhnya tunduk kepada-Nya.
بَدِيْعُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ إِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُوْلُ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ(117)
117. Ia adalah Pencipta langit dan bumi, dan bila Ia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka Ia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!”. Lalu, jadilah ia.
وَ قَالَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ لَوْلاَ يُكَلِّمُنَا اللهُ أَوْ تَأْتِيْنَا آيَةٌ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِم مِّثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوْبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوْقِنُوْنَ(118)
118. Dan orang-orang yang tidak mengetahui itu berkata, “Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?” Demikian pula, orang-orang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka ini. Hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang meyakini.
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَ نَذِيْرًا وَ لاَ تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيْمِ(119)
119. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan engkau tidak akan dimintai (pertanggungjawaban) atas (kesesatan) para penghuni neraka.
وَ لَنْ تَرْضَى عَنكَ الْيَهُوْدُ وَ لاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَ لَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَ لاَ نَصِيْرٍ(120)
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepadamu hingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan seandainya engkau mengikuti kemauan mereka setelah engkau mengetahui, maka engkau tidak akan memiliki pelindung dan penolong dari Allah.[4]
اَلَّذِيْنَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُوْنَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَ مَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ(121)
121. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab (samawi) kepada mereka, (lalu) mereka membacanya (baca : mempelajarinya) dengan sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya (Nabi Islam). Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
يَا بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّيْ فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِيْنَ(122)
122. Wahai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuanugrahkan kepada kalian dan bahwa Aku telah mengutamakan kalian atas seluruh umat semesta alam.
وَ اتَّقُوْا يَوْمًا لاَّ تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْئًا وَ لاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَ لاَ تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَ لاَ هُمْ يُنْصَرُوْنَ(123)
123. Dan takutlah akan suatu hari di mana seseorang tidak akan dapat membela orang lain sedikit pun, tidak akan diterima tebusan (apapun) darinya, syafaat tidak akan dapat memberikan manfaat kepadanya, dan mereka tidak akan ditolong.
وَ إِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيْمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِيْنَ(124)
124. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu ia menunaikannya (dengan baik). Ia berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikanmu sebagai imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata, “Dan dari keturunanku (juga)?” Ia berfirman, “Janji-Ku (ini) tidak akan mengenai orang-orang yang lalim”.
وَ إِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَ أَمْناً وَ اتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلًّى وَ عَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيْمَ وَإِسْمَاعِيْلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِيْنَ وَ الْعَاكِفِيْنَ وَ الرُّكَّعِ السُّجُوْدِ(125)
125. Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) itu tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah dari maqâm[5] Ibrahim sebagai tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku (ini) untuk orang-orang yang melakukan thawaf, yang beri’tikaf[6], yang ruku’, dan yang sujud”.
وَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَ ارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَ مَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيْلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ(126)
126. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa dan anugrahkanlah rezeki buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari kemudian”. Allah berfirman, “Dan barangsiapa kafir (ingkar), Aku akan memberikan sedikit kesenangan kepadanya. Lalu, Aku akan menjerumuskannya ke dalam siksa api neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
وَ إِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيْمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيْلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ(127)
127. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan (baca : membangun) pondasi Ka’bah (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (ini) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
رَبَّنَا وَ اجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَ مِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَ أَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَ تُبْ عَلَيْنَآ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ(128)
128. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk-patuh kepada-Mu, (jadikan) di antara anak cucu kami umat yang tunduk-patuh kepada Engkau, tunjukkanlah kepada kami cara-cara (ibadah haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
رَبَّنَا وَ ابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلاً مِّنْهُمْ يَتْلُوْ عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَ يُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَ الْحِكْمَةَ وَ يُزَكِّيْهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيْزُ الحَكِيْمُ(129)
129. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan ayat-ayat-Mu, mengajarkan al-Kitab dan hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.
وَ مَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِّلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ إِلاَّ مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَ لَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَ إِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ(130)
130. Dan tak seorang pun yang membenci agama Ibrahim kecuali orang yang bodoh. Sungguh Kami telah memilihnya di dunia, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang saleh.
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ(131)
131. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya, “Tunduk-patuhlah!” Ia menjawab, “Aku tunduk-patuh kepada Tuhan semesta alam”.
وَ وَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيْمُ بَنِيْهِ وَ يَعْقُوْبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلاَ تَمُوْتُنَّ إَلاَّ وَ أَنْتُم مُّسْلِمُوْنَ(132)
132. Ibrahim dan Ya’qub telah mewasiatkan agama itu kepada putra-putri mereka, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untuk kalian. Maka, janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam memeluk agama Islam (pasrah kepada Allah)”.
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِن بَعْدِيْ قَالُوْا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَ إِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيْمَ وَ إِسْمَاعِيْلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَ نَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ(133)
133. Apakah kalian (hadir) menyaksikan ketika kematian menjemput Ya’qub, ketika ia berkata kepada putra-putrinya, “Apa yang kalian sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek-moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa, dan kami hanya tunduk-patuh kepada-Nya”.
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَ لَكُم مَّا كَسَبْتُمْ وَ لاَ تُسْأَلُوْنَ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ(134)
134. Mereka adalah umat yang telah berlalu. Bagi mereka apa yang telah mereka lakukan dan bagi kalian apa yang sudah kalian kerjakan, serta kalian tidak akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
وَ قَالُوْا كُوْنُوْا هُوْدًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُوْا قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَ مَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ(135)
135. Dan mereka (Ahli Kitab) berkata, “Anutlah agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kalian akan mendapatkan petunjuk”. Katakanlah, “Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan ia tidak termasuk dari golongan musyrikin”.
قُوْلُوْا آمَنَّا بِاللهِ وَ مَآ أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَ مَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ إِسْمَاعِيْلَ وَ إِسْحَاقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ الْأسْبَاطِ وَ مَا أُوْتِيَ مُوْسَى وَ عِيْسَى وَ مَا أُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِن رَّبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَ نَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ(136)
136. Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan apa yang telah diturunkan kepada kami, kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan (para nabi dari) anak-cucu(nya), serta kepada apa yang telah diberikan kepada Musa, Isa, dan nabi-nabi (lain) dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk-patuh kepada-Nya”.
فَإِنْ آمَنُوْا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَّ إِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِيْ شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ(137)
137. Maka, jika mereka beriman kepada apa yang telah kalian imani, sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk, dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka bermusuhan (dengan kalian). Allah akan memeliharamu dari (bahaya) mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
صِبْغَةَ اللهِ وَ مَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً وَ نَحْنُ لَهُ عَابِدوْنَ(138)
138. (Terimalah) shibghah (warna, agama) Allah (ini). Dan shibghah siapakah yang lebih baik dari shibghah Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
قُلْ أَتُحَآجُّوْنَنَا فِي اللهِ وَ هُوَ رَبُّنَا وَ رَبُّكُمْ وَ لَنَا أَعْمَالُنَا وَ لَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَ نَحْنُ لَهُ مُخْلِصُوْنَ(139)
139. Katakanlah, “Apakah kalian berdebat dengan kami tentang Allah, sedangkan Ia adalah Tuhan kami dan Tuhan kalian; hanya bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian, serta hanya kepada-Nya kami tulus,
أَمْ تَقُوْلُوْنَ إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ وَ إِسْمَاعِيْلَ وَ إِسْحَاقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ الْأسْبَاطَ كَانُوْا هُوْدًا أَوْ نَصَارَى قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللهُ وَ مَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللهِ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ(140)
140. ataukah kalian mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, “Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih lalim dari orang yang menyembunyikan kesaksian[7] dari Allah yang ada padanya? Dan Allah tidak akan pernah lengah atas apa yang kalian lakukan”.
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَ لَكُم مَّا كَسَبْتُمْ وَ لاَ تُسْأَلُوْنَ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ(141)
141. Mereka adalah umat yang telah berlalu. Bagi mereka apa yang telah mereka lakukan dan bagi kalian apa yang sudah kalian kerjakan, serta kalian tidak akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
سَيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَ لاَّهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَانُوْا عَلَيْهَا قُلْ ِللهِ الْمَشْرِقُ وَ الْمَغْرِبُ يَهْدِيْ مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ(142)
142. Orang-orang bodoh dari (kelompok) manusia itu tidak lama lagi akan berkata (baca : mempertanyakan), “Apakah yang menyebabkan mereka berpaling dari kiblat[8] yang selama ini mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah, “Hanya milik Allah-lah timur dan barat. Ia akan memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”.
وَ كَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَ يَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا وَ مَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَا إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَ إِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً إِلاَّ عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللهُ وَ مَا كَانَ اللهُ لِيُضِيْعَ إِيْمَانَكُمْ إِنَّ اللهَ بِالنَّاسِ لَرَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ(143)
143. Dan demikian juga (sebagaimana kiblat kalian adalah sebuah kiblat pertengahan), Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umat pertengahan[9] agar kalian menjadi saksi atas seluruh umat manusia dan Rasulullah menjadi saksi atas kalian. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang selama ini telah kau (jadikan kiblatmu) melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sesungguhnya pemindahan kiblat itu sangat terasa berat kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian[10]. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada umat manusia.
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ حَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهُ وَ إِنَّ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ(144)
144. Kami telah mengetahui engkau sering menengadah ke langit (menunggu penentuan kiblat). (Sekarang) Kami akan memalingkanmu ke arah kiblat yang akan kau ridhai. Maka, palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram, dan di mana saja kalian berada, palingkanlah muka kalian ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang telah diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) mengetahui bahwa ketentuan itu adalah benar (telah datang) dari Tuhan mereka[11], dan Allah tidak akan lengah terhadap apa yang mereka lakukan itu.
وَ لَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ بِكُلِّ آيَةٍ مَّا تَبِعُوْا قِبْلَتَكَ وَ مَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَ مَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَ لَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِّنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذَاً لَّمِنَ الظَّالِمِيْنَ(145)
145. Dan sungguh jika engkau mendatangkan seluruh bukti sekalipun untuk orang-orang yang telah diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak (berhak) akan mengikuti kiblat mereka dan sebagian mereka pun tidak (berhak) mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah engkau mengetahui, dengan demikian sungguh engkau termasuk golongan orang-orang yang zalim.
اَلَّذِيْنَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُوْنَهُ كَمَا يَعْرِفُوْنَ أَبْنَاءَهُمْ وَ إِنَّ فَرِيْقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ(146)
146. Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab (Taurat dan Injil) kepada mereka (Yahudi dan Nasrani) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian dari mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
اَلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ(147)
147. Kebenaran itu[12] adalah dari Tuhanmu. Oleh sebab itu, janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu.
وَ لِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيْعًا إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ(148)
148. Dan setiap umat memiliki kiblat (tersendiri) yang ditentukan oleh-Nya. Oleh karena itu, (janganlah banyak berdebat tentang masalah ini, dan sebagai gantinya) berlomba-lombalah kalian (dalam berbuat) kebaikan. Di mana pun kalian berada, pasti Allah akan mengumpulkan kalian semua (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
وَ مِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ إِنَّهُ لَلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ(149)
149. Dan dari mana pun engkau keluar, palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Sesungguhnya ketentuan ini adalah suatu kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu. Dan Allah tidak akan lengah terhadap apa yang kalian lakukan.
وَ مِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ حَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلاَّ يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلاَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَ اخْشَوْنِيْ وَ لِأُتِمَّ نِعْمَتِيْ عَلَيْكُمْ وَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ(150)
150. Dan dari mana pun engkau keluar, palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan di mana pun kalian berada, palingkanlah wajah kalian ke arahnya supaya tidak ada hujah bagi mereka atas kalian kecuali bagi orang-orang yang zalim dari mereka; maka, janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah hanya kepada-Ku, dan supaya Kusempurnakan nikmat-Ku atas kalian, serta supaya kalian mendapat petunjuk.