Dalam surat at-Tahrim disinggung seputar sebuah perbuatan dari sebagian isteri Nabi Muhammad saw dan pada akhir surat disebutkan beberapa contoh positif dan negatif dari wanita-wanita bahagia dan sengsara. Dua contoh negatif dan berakhiran buruk adalah isteri nabi Nuh dan nabi Luth as. Meskipun dua orang ini hidup di bawah satu atap dengan dua orang nabi Ilahi, namun mereka tidak memanfaatkan hal tersebut untuk mencapai kesempurnaan spiritual, bahkan mereka justeru mengkhianati kedua nabi tersebut dan pada akhirnya mereka tergolong dari penduduk neraka. Di lain pihak juga disebutkan dua contoh positif; salah seorang dainya adalah Maryam dan yang lain Asiyah, isteri Fir’aun. Asiyah berada di rumah Fir’aun dan hidup dengannya, namun ia tidak meyakini klaim ketuhanan Fir’aun, bahkan ia merupakan seorang manusia muwahhid yang disebutkan oleh Allah swt di dalam al-Qur’an sebagai contoh dan teladan bagi kaum Mukminin. Dikatakan bahwa ketika Fir’aun mengetahui isterinya adalah penyembah Allah swt maka ia disiksa sedemikian rupa sehingga meninggal dunia.
Isteri dan permaisuri muwahhid Fir’aun di bawah siksaan menyeru Allah swt dan berdoa sebagai berikut:
ÑóÈøö ÇÈúäö áìþ ÚöäúÏóßó ÈóíúÊÇð Ýöì ÇáúÌóäøóÉö æóäóÌøöäìþ ãöäú ÝöÑúÚóæúäó æóÚóãóáöåö æóäóÌøöäìþ ãöäó ÇáúÞóæúãö ÇáÙøóÇáöãíäó
“Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim”.[1]
Rasulullah saw bersabda: “Tiga orang yang dalam sekejap matapun tidak pernah mengkafiri wahyu, Mukmin Ali Yasin, Ali bin Abi Thalib dan Asiyah, isteri Fir’aun”.[2]
Dalam hadis lain Rasulullah saw menggolongkan Asiyah, isteri Fir’aun di antara salah satu dari empat wanita super penghuni surga. [IG/ www.quran.al-shia.org]
[1] QS. At-Tahrim [66]: 11.
[2] Nur Ats-Tsaqalain, jilid 5, hal. 377.