Nabi Luth as yang hidup sezaman dengan nabi Ibrahim as adalah anak paman beliau as dan menjadi nabi Ilahi di kota Sodum. Beliau as (nabi Luth) menyeru umat di kota tersebut kepada tauhid, kesucian dan kebenaran. Hasil puluhan tahun tabligh dan dakwah beliau as adalah kecenderungan beberapa individu yang sangat sedikit. Di kalangan umat kota tersebut terjadi klimak dari dekadensi moral dan polusi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Nabi Luth as yang melarang umat dari dosa, mereka ancam bahwa bila beliau as tidak menghentikan tabligh dan seruannya akan mereka usir dari kota tersebut. Dan terkadang mereka mengatakannya sambil mengejek: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”[1]
ÑóÈøö ÇäúÕõÑúäìþ Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáãõÝúÓöÏíäó
“Ya Tuhanku, tolonglah aku atas kaum yang berbuat kerusakan itu.”[2]
Nabi Luth as mendeklarasikan kepada mereka bahwa aku memusuhi perbuatan keji kalian, dan beliau as mengangkat tangan berdoa sambil berkata:
ÑóÈøö äóÌøäìþ æóÃóåúáìþ ãöãøóÇ íóÚúãóáæõäó
“Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”[3]
Sampailah azab Ilahi kepada umat tersebut. Nabi Luth as, keluarga dan para pengikutnya yang sedikit keluar dari kota tempat tinggal mereka pada malam hari sementara pada pagi harinya para malaikat menurunkan azab samawi (langit) kepada umat kota Sodum yang fasik dan berbuat keji.
[1] QS. Al-‘Ankabut [29]: 29.
[2] QS. Al-‘Ankabut [29]: 30.
[3] QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 169.