') //-->
Nubuat Bertalian dengan Masa Depan Qur'an
Wilson: Dengan apresiasi terhadap orang-orang yang berbahasa Arab dan penghormatan mereka terhadap al-Qur'an, saya cenderung meyakini superioritasnya. Pada kenyataannya, sejarah tidak mencatat usaha-usaha yang berhasil yang dilakukan setiap orang atau kelompok untuk menandingi al-Qur'an. Kita tahu bahwa orang-orang Arab bukanlah seluruh kaum Muslimin. Kita juga tahu bahwa orang-orang Arab pada masa hidup Muhammad adalah orang-orang yang fasih dalam orasi, dan kita tahu bahwa mayoritas dari mereka secara tegas membenci Islam. Al-Qur'an menantang mereka dan generasi-generasi selanjutnya untuk menandinginya, namun nampaknya musuh-musuh Islam itu tidak memenuhi tantangan tersebut sepanjang masa.
Superioritas al-Qur'an merupakan sebuah kenyataan dan di luar dari segala keraguan rasional. Namun saya ingin tahu apakah al-Qur'an memiliki segalanya, di samping superioritasnya dan gaya bahasanya yang memukau, yang menopang keberadaannya sebagai wahyu benar-benar bersumber dari Tuhan dan bahwa Muhammad adalah benar-benar Nabi-Nya.
Chirri: Ada ayat-ayat al-Qur'an yang lebih dari satu nubuat yang berkenaan dengan masa depan, dan nubuat-nubuat tersebut menjadi kenyataan. Pengetahuan tentang masa depan adalah mungkin hanya bagi Tuhan dan tidak tersedia bagi setiap manusia.
Manusia telah mengalami kemajuan pesat dalam bidang sains dan teknologi hingga pada tingkatan yang belum tercapai sebelumnya. Dengan segala kemajuannya dalam bidang ilmu pengetahuan, ia masih belum mampu untuk memprediksi masa depan. Bangsa-bangsa yang berperadaban angkat senjata melawan yang lain, dan tiada satu pun dari mereka yang memberikan jaminan kemenangan. Jika pengetahuan ihwal masa depan tersedia bagi mereka, mereka akan menghindari peperangan yang destruktif. Sebuah bangsa yang memprediksi kekalahannya akan mencegah dirinya untuk memasuki perang mana pun yang dapat berujung pada kekalahannya. Untuk mengenali kemampuan manusia dalam memprediksi masa depan, kita perlu hanya mengingat kampanye pemilihan kita. Meski dengan segala informasi yang diperoleh melalui media modern dan metode-metode ilmiah, tidak satu pun kandidat yang yakin akan kemenangan atau kekalahannya, hingga perhitungan suara dilakukan. Terdapat banyak kabar yang termuat dalam kitab suci al-Qur'an berkaitan dengan masa depan yang tidak dapat diprediksi oleh manusia. Prediksi-prediksi tersebut terpenuhi, terpenuhinya pelbagai prediksi tersebut menunjukkan bahwa al-Qur'an benar merupakan sebuah wahyu Ilahi dan bahwa Muhammad adalah benar utusan Tuhan.
Beberapa dari nubuat tersebut bertalian dengan masa depan al-Qur'an itu sendiri. Nubuat-nubuat tersebut antara lain:
1. "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Qs. al-Hijr [15]:9)
Ayat ini mengabarkan bahwa al-Qur'an tidak akan binasa. Ia tidak akan sirna dari dunia ini dan akan berlangsung dan berlanjut untuk selamanya. Nubuat ini sebenarnya berlawanan dengan apa yang diramalkan oleh manusia. Al-Qur'an diperkenalkan oleh seorang nabi yang tidak pernah mengenyam pendidikan dan tidak mampu membaca atau menulis. Ia memperkenalkannya dalam sebuah bangsa yang tidak berpendidikan. Orang-orang Arab pada masa Nabi Saw, dalam hitungan juta, hanya seratus orang yang dapat membaca. Di samping itu, mayoritas bangsa tersebut berposisi melawan Nabi Saw dan kitabnya, dan demikian juga pada belahan dunia lainnya. Dalam kondisi dan keadaan ini, kitab semacam ini diharapkan binasa dan sirna untuk selamanya. Kesempatan keberlanjutannya untuk generasi-generasi mendatang sangat tipis.
2. Ayat berikut ini menjelaskan:
"Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." (Qs. Fushshilat [41]:41-42)
Ayat ini mengabarkan kepada dunia bahwa Qur'an tidak akan disisipkan oleh kata-kata yang telah dikatakan sebelumnya sebelum masa pewahyuannya juga tidak oleh kata-kata yang akan dikatakan setelah masa pewahyuannya. Ia murni dan akan berlanjut sedemikian sepanjang masa. Hal ini, juga merupakan sebuah nubuat berbanding terbalik dari apa yang diharapkan oleh manusia. Sebuah kitab, diperkenalkan dalam keadaan diajukan, tidak dapat diharapkan oleh manusia untuk tetap murni tanpa adanya sisipan. Tidak ada mesin printer pada masa pewahyuan, juga tidak ada mesin yang diciptakan hingga beberapa abad setelah Muhammad. Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada kitab suci yang tetap dalam keadaan murni tanpa adanya sisipan. Kitab-kitab suci telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa abad. Al-Qur'an diharapkan terkecualikan dalam masalah ini.
Dua nubuat tersebut telah terpenuhi. Terpenuhinya nubuat pertama adalah sangat jelas dan swa-bukti: Al-Qur'an tidak sirna. Ia hidup, lestari dan tetap menjadi sebuah kitab yang hidup. Sejatinya kehidupan al-Qur'an sangat kaya sehingga ia boleh jadi merupakan kitab yang paling sering dibaca oleh masyarakat di dunia. Setiap Muslim diharapkan untuk mengerjakan shalat lima kali sehari, dan masing-masing dari setiap shalat tersebut termasuk sebuah bacaan dari al-Qur'an. Ratusan juta kaum Muslimin mengerjakan shalat mereka sehari-hari, dan ratusan juta orang membaca al-Qur'an setiap hari.
Terpenuhinya nubuat kedua adalah cukup jelas. Kitab Suci al-Qur'an tetap tidak berubah. Tidak ada ucapan dan perkataan manusia yang diselipkan di dalamnya. Bahkan orang-orang yang mengkritisi Islam memberikan kesaksian akan kesucian teks yang sangat luar biasa dari kitab besar ini. Kata-kata al-Qur'an yang kita baca sekarang adalah persis kata-kata yang sama yang dibaca oleh Nabi Muhamamad sendiri, tanpa adanya penambahan dan pengurangan.
3. Al-Qur'an memuat banyak statmen dimana para penentang Islam diundang untuk menyuguhkan setiap wacana Arab yang akan menandingi wacana Qur'ani. Salah satu statmen tersebut adalah sebagai berikut:
"Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Qs. al-Isra' [17]:88)
Stetmen ini tidak hanya menantang manusia untuk menggubah pidato dan menyusun wacana yang dapat menandingi al-Qur'an, namun juga dinubuatkan secara jelas bahwa usaha semacam itu akan gagal, dan al-Qur'an akan tetap superior atas seluruh wacana Arab.
Statmen ini sangat sulit untuk dijangkau. Ia mengatakan bahwa kitab suci al-Qur'an tiada taranya, tidak pada masa kini juga tidak pada masa akan datang. Statmen semacam ini merupakan sebuah nubuat yang mengandung multi ruang dan waktu. Kita tahu bahwa talenta dan keahlian manusia senantiasa mengalami kemajuan dan perbaikan. Hal ini adalah benar adanya pada setiap bidang. Sebuah penemuan ilmiah, terlepas dari penemuan tersebut merupakan penemuan besar atau tidak, selalu diharapkan untuk membaik dan berkembang melalui ilmu dan teknologi tambahan. Pesawat pertama yang mendarat di tanah, tanpa sangsi, merupakan sebuah penemuan yang luar biasa, tapi ia tidak dapat dibandingkan dengan setiap jenis pesawat apa pun hari ini.
Mari kita berasumsi bahwa penemu pesawat pertama tersebut telah menubuatkan bahwa pesawatnya tidak dapat disamakan dengan pesawat di masa mendatang. Nubuat dan prediksi semacam ini akan sangat konyol dan akan terbukti gagal dalam satu dekade karena ia bertentangan dengan alur kewajaran. Muhammad membacakan statmen ini yang bertentangan dengan alur kewajaran. Ia menyebutkan ayat-ayat ini kira-kira empat belas abad silam, namun ucapannya tetap berlaku, dan perisitiwa-peristiwa dunia tidak dapat menggagalkan bukti ini. Sebaliknya, statmen ini kini kelihatannya lebih berarti dari waktu-waktu sebelumnya. Semakin tua nubuat ini, kebenaran yang terkandung di dalamnya semakin muncul.
Ada poin lain yang menakjubkan dari nubuat ini. Dapat dibayangkan apabila seseorang menantang sebuah kelas tertentu pada sebuah bidang yang tidak semua orang memiliki akses ke bidang itu, seperti dalam bidang ilmiah yang spesifik. Kita boleh jadi membayangkan seorang saintis yang berbakat, menemukan sebuah rumus-rumus ilmiah yang tidak dapat dijangkau oleh pakar lainnya dalam bidang tersebut. Jika saintis semacam ini mengklaim sebuah superioritas permanen dalam penemuannya, ia akan ditantang hanya oleh saintis-saintis dalam jumlah yang terbatas.
Dalam masalah al-Qur'an kasusnya berbeda. Tidak ada yang spesifik di dalamnya; wacananya terangkai dari kata-kata dan kalimat-kalimat dengan tatanan yang diketahui, tidak hanya oleh jumlah terbatas para pakar, namun oleh seluruh orang-orang yang berbahasa Arab. Tidak ada rumus yang tersembunyi di dalamnya bagi seluruh manusia. Seluruhnya diketahui oleh manusia. Oleh karena itu, tantangan, tidak dialamatkan hanya kepada jumlah terbatas manusia; ia mengalamatkan tantangan ini kepada ratusan juta manusia di setiap generasi. Dengan tantangan universal semacam ini, -bukan pada bidang spesialisasi tertentu- kegagalan untuk menghasilkan sebuah tandingan baginya adalah lebih luar biasa dari kegagalan sejumlah pakar dalam satu bidang spesialisasi tertentu.
Hal ini akan lebih menakjubkan tatkala kita mengingat bahwa tidak ada rumusan atau penemuan ilmiah yang tetap tidak tertandingi. Rumusan yang paling tinggi di abad ini adalah rumusan bom atom. Rumusan ini merupakan penemuan yang paling penting di abad ini. Kendati demikian hebatnya, tidak dapat disimpan secara eksklusif bagi negara yang memproduksinya. Negara-negara lain telah mencoba untuk memproduksi hal yang sama dan mencapai sukses dalam memproduksinya.
Mengapa al-Qur'an tetap superior dan berada beyond (di luar) wacana Arab yang lain? Bagaimana manusia menolak menerima tantangan al-Qur'an?
Baik al-Qur'an adalah benar-benar superior dan di luar jangkauan kelompok dan individu yang berbakat pada setiap generasi (dan hal ini bermakna bahwa kitab ini merupakan sebuah kitab yang mengandung mukjizat) atau ia berada dalam jangkuan manusia, namun Tuhan dengan mukjizat mencegah manusia untuk memproduksi wacana yang serupa, nubuatnya (al-Qur'an) terpenuhi, dan al-Qur'an masih tetap berjaya tak tertandingi dan tiada tara.