Peringkat Dosa Dalam Al-Qur’an Dan Hadis

Oleh: Syamsuri Rifai

Dosa Dalam Al-Qur’an

”Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31)

“Dan diletakkanlah Al-Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, melainkan ia mencatat semuanya…” (Al-Kahfi: 49)

“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji kecuali kesalahan-kesalahan yang kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya…” (An-Najm: 32)

“Dan orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan yang keji.” (Asy-Syura/42: 37)

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni yang selain itu bagi orang yang dikehendaki. Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka ia telah melakukan dosa yang besar.” (An-Nisa’: 48)

Dosa Dalam Hadis

Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata tentang firman swt “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (An-Nisa’: 31): “Itu adalah dosa-dosa besar yang pelakunya diharuskan oleh Allah swt masuk neraka.” {Al-Kafi 2/276, bab kabair}.

Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata tentang firman Allah Swt “Orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji kecuali kesalahan-kesalahan yang kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya…” (An-Najm: 32). Beliau mengatakan: “Fawâhisy (perbuatan-pebuatan keji) adalah zina dan mencuri,. Adapun Lumam adalah dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh seseorang kemudian ia memohon ampun kepada Allah. Ishaq bin Ammar berkata: Kemudian aku bertanya tentang kedudukan antara kesesatan dan kekafiran? Beliau berkata: “Banyak sekali hal-hal yang menelanjangi keimanan.” {Al-Kafi 2/278, bab kabair}.

Muhammad bin Abi ‘Umair berkata: Aku mendengar Imam Musa Al-Kazhim as berkata: “Barangsiapa di antara orang-orang yang beriman menjauhi dosa-dosa besar, maka ia tidak ditanyai tentang dosa-dosa kecil. Karena Allah swt berfiman: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31). Muhammad bin Abi ‘Umair bertanya: Siapakah yang mesti memperoleh syafaat? Imam menjawab: Ayahku bercerita padaku dari ayah-ayahnya dari Ali bin Abi Thalib as bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya syafaatku untuk umatku yang melakukan dosa-dosa besar. Adapun orang-orang yang berbuat kebajikan mereka tidak perlu syafaatku.” Muhammad bin Abi ‘Umair bertanya: Wahai putera Rasulillah, bagaimana syafaat Rasulullah saw untuk orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, sementara Allah swt berfirman: “Mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang diridhai Allah” (Al-Anbiya’: 28), sedangkan orang yang melakukan dosa-dosa besar tidak diridhai Allah swt? Imam as berkata: Wahai Aba Ahmad (Muhammad bin Abi ‘Umair), tidak ada seorang mukmin yang melakukan suatu dosa kecuali ia merasakan akibat buruknya dan menyesalinya. Rasulullah saw bersabda: “Cukuplah penyesalan itu sebagai taubat.” 

Beliau juga bersabda: “Barangsiapa yang dibahagiakan oleh kebaikannya dan digelisahkan oleh keburukannya, maka ia adalah seorang mukmin. Barangsiapa yang tidak menyesali dosa yang dilakukannya, maka ia bukan seorang mukmin, dan ia tidak berhak mendapat syafaat.”

Rasulullah saw juga bersabda: “Tidak ada dosa besar yang disertai istighfar dan tidak ada dosa kecil yang dilakukan secara berulang-ulang.” {Al-Wasail 15/333, bab 47}.

Abdurrahim Al-Qashir berkata: Pada suatu hari Imam Ja'far Ash-Shadiq as menjawab surat Abdul Malik bin A’yan: Anda (semoga Anda disayangi Allah) bertanya tentang iman sedang imam adalah mengakuan dengan dan ...? Imam as berkata: “Islam sebelum iman, islam bermitra dengan iman. Jika seorang hamba melakukan dosa besar atau dosa kecil yang dilarang oleh Allah, maka imannya darinya dan islam atasnya. Jika ia bertaubat dan beristighfar, maka imannya kepadanya. Dosa itu tidak mengeluarkannya pada kekufuran kecuali penentangan dan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Jika hal ini terjadi, maka ia kelua dari islam dan iman, masuk pada kekufuran… {Al-Wasail 28/354, bab 10}.

Penjelasan Imam Ja’far as Dari Al-Qur’an

Pada suatu hari Amer bin ‘Ubaid berkunjung kepada Imam Ja'far Ash-Shadiq as. Setelah mengucapkan salam ia duduk dan membaca firman Allah swt surat An-Najm 32: “Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar.” Lalu ia berhenti. Imam berkata kepadanya: Mengapa engkau berhenti? Ia berkata: Aku ingin mengetahui dosa-dosa besar dari firman Allah swt. Imam as berkata: Baiklah wahai Amer, dengarkan:

1. Dosa yang paling besar adalah syirik, karena Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka Allah mengharamkan atasnya surga.” (An-Nisa’: 72).

2. Sesudah itu putus asa dari rahmat Allah; karena Allah swt berfirman: “Sesungguhnya tidak akan putus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.” (Yusuf: 87)

3. Merasa aman dari makar Allah; karena Allah swt berfirman: “Tidaklah merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang zalim.” (Al-A’raf: 99)

4. Di antara dosa-dosa besar itu adalah durhaka kepada kedua orang tua, karena Allah swt menjadikan anak yang durhaka pada orang tuanya sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku, dan tidak menjadikan aku (Isa) orang yang sombong dan celaka.” (Maryam: 32)

5. Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan kebenaran, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya neraka jehannam kekal di dalamnya, Allah murka padanya, melaknatnya dan menyiapkan baginya azab yang besar.” (An-Nisa’: 93).

6. Menuduh berzina terhadap perempuan yang baik-baik, karena Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan-perempuan yang baik-baik, yang lengah dan beriman, mereka terkena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (An-Nur: 23)

7. Makan harta anak yatim dengan zalim, karena Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya mereka itu menelan api ke dalam perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.” (An-Nisa’: 10).

8. Lari dari medan peperangan, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang mundur saat itu, kecuali membelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan pasukan yang lain, maka sesungguhnya mereka itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya adalah neraka Jahannam serta sangat buruk tempatnya.” (Al-Anfal: 16).

9. Makan riba, karena Allah Swt berfirman: “Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena tekanan penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275).

10. Sihir, karena Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya mereka itu telah meyakini bahwa orang yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat.” (Al-Baqarah: 102).

11. Zina, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang melakukan hal itu, niscaya ia mendapatkan (pembalasan) dosanya, akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat, dan ia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina.” (Al-Furqan: 68-69).

12. Sumpah palsu dalam perbuatan dosa, karena Allah Swt berfirman: “Orang-orang yang menukar janji dengan Allah dan keimanannya dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak akan mendapatkan keuntungan di akhirat.” (Ali-Imran: 77).

13. Berkhianat dalam harta rampasan perang, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang berkhianat dalam rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatinya itu.” (Ali-Imran: 161).

14. Tidak menunaikan zakat, karena Allah Swt berfirman: “Kemudian dibakarlah dahi mereka, lambung dan punggung mereka.” (At-Taubah: 35).

15. Kesaksian palsu dan menyimpan kesaksian, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang menyimpannya (kesaksian), maka ia telah berdosa dalam hatinya.” (Al-Baqara: 283).

16. Minum khomer, karena Allah Swt melarangnya seperti melarang menyembah berhala: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khomer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan kotor termasuk perbuatan setan, maka jauhilah agar kalian mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah: 90).

17. Meninggalkan shalat, atau sesuatu yang diwajibkan oleh Allah, karena Rasulullah saw bersabda:  “Barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka terlepas dari agama Allah dan agama Rasulullah saw.”

18 dan 19. Tidak memenuhi janji dan memutuskan silaturrahmi, karena Allah Swt berfirman: “Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kutukan dan bagi mereka  kediaman yang buruk (Jahannam).” (Ar-Ra’d: 25).

Perawi hadis ini yaitu Imam Musa Al-Kazhim as mengatakan: Kemudian Amer bin Ubaid keluar dari majlis Imam Ja'far Ash-Shadiq as dalam keadaan sangat sedih dan menangis seraya berkata: “Binasalah orang yang membantah keutamaan dan ilmu Anda.” (Al-Kafi 2/285, bab kabair; Al-Faqih 3/563, bab ma’rifah Kabair; Al-Wasail 15/318, bab 46).

Tolok ukur dosa besar dan dosa kecil

Apa ukurannya untuk mengenal dosa besar dan dosa kecil?

Ulama berbeda pendapat tentang ukuran dosa besar dan dosa kecil. Sebagian mereka mengatakan: Untuk mengenal ukuran dosa-dosa besar harus melihat segi-segi berikut:

1.      Semua dosa yang diancam siksa oleh Allah swt dalam Al-Qur’an.

2.      Semua dosa yang ditetapkan sangsinya oleh Allah dalam Al-Qur’an, misalnya: minum khomer, zina, mencuri, dalam lainnya.

3.      Semua dosa yang menunjukkan penghinaan terhadapat agama.

4.      Semua dosa yang telah ditetapkan keharamannya bahwa itu dosa besar dengan dalil yang qath’i.

5.      Semua dosa yang telah ditentukan oleh Al-Qu’an dan sunnah dengan siksaan yang berat.

Tentang jumlah dosa besar para ulama juga berbeda pendapat: antara 7, 10, 20, 34, 40 dosa, bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu.

Perbedaan ini berkaitan dengan pemahaman terhadap ayat Al-Qur’an dan riwayat yang berbeda-beda.

Dosa Besar Menurut Imam Khomaini (ra):

Tahrirul wasilah: 1/274-275:

1.      Semua maksiat yang pelakunya diancam neraka jahannam oleh Allah swt dalam Al-Qu’an dan hadis.

2.      Atau dilarang oleh syariat dengan larang yang keras.

3.      Atau ditunjukkan oleh dalil bahwa dosa itu lebih besar dari sebagian dosa besar yang lain atau yang semisalnya.

4.      Atau menurut hukum akal itu adalah dosa besar.

5.      Telah ditetapkan oleh Allah sebagai dosa besar.

6.      Telah ditetapkan oleh Rasulullah saw dan para Imam as sebagai dosa besar.

Kemudian beliau mengatakan: dosa besar itu banyak, antara lain:

1.            Putus asa dari rahmat Allah swt.

2.            Merasa aman dari makar Allah swt.

3.            Berdusta atas nama Allah swt, Rasulullah saw dan para washinya.

4.            Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan kebenaran.

5.            Durhaka terhadap kedua orang tua.

6.            Makan harta anak yatim dengan zalim.

7.            Menuduh zina terhadap muhshanah.

8.            Lari dari medan perang.

9.            Memutuskan silaturrahmi.

10.       Sihir dan sulap mata.

11.       Zina.

12.       Liwath (homoseks)

13.       Mencuri.

14.       Sumpah palsu.

15.       Menyimpan kesaksian yang wajib dilakukan.

16.       Kesaksian palsu.

17.       Mengingkari janji.

18.       Aniaya dalam wasiat.

19.       Minum khomer.

20.       Riba.

21.       Makan harta usaha haram.

22.       Mengundi nasib

23.       Makan bangkai dan darah.

24.       Makan daging babi.

25.       Makan daging binatang yang disembelih atas nama selain Allah, tanpa darurat.

26.       Mengurangi ukuran dan timbangan.

27.       Hijrah dari tempat agama Allah terjaga ke tempat yang membahayakan agama Allah.

28.       Membantu orang-orang yang zalim.

29.       Percaya kepada orang-orang yang zalim.

30.       Merampas hak orang lain.

31.       Berdusta.

32.       Takabbur.

33.       Berlebihan dan mubadzdzir.

34.       Khianat.

35.       Ghibah.

36.       Mengadu domba.

37.       Sibuk dengan musik yang melalaikan kepada Allah.

38.       Merendahkan haji.

39.       Meninggalkan shalat.

40.       Mengulang-ulang melakukan dosa-dosa kecil.

41.       Adapun syirik dan mengingkari apa yang diturunkan oleh Allah serta memerangi para kekasih-Nya adalah dosa besar yang paling besar.

Pelaku Dosa Yang Dilaknat Oleh Allah swt

Laknat artinya disingkirkan, dijauhkan dari rahmat Allah swt, dan dimurkai-Nya.

Orang-orang yang dilaknat di dalam Al-Qur’an:

1.            Orang-orang kafir dan orang-orang musyrik (Al-Ahzab: 64; Al-Baqarah: 88)

2.            Orang-orang yahudi yang menentang dan berulang-ulang menentang kebenaran serta bersandar kepada para penyembah berhala.(An-Nisa’: 47, 51; Al-Ahzab: 68)

3.            Orang-orang yang memutuskan silaturrahim, dan orang-orang yang murtad (Muhammad: 23)

4.            Orang-orang yang menentang undang-undang Ilahiyah dan menyimpan kebenaran. (Al-Baqarah: 159)

5.            Para pemimpin kekufuran dan melakukan kerusakan di muka bumi. (Ar-Ra’d: 25)

6.            Orang-orang munafik yang menyakiti Rasulullah saw (Al-Ahzab: 57, 61; At-Taubah: 68)

7.            Orang yang zalim. (Al-A’raf: 44; Ali-Imran: 87)

8.            Orang-orang yang membunuh tanpa kebenaran. (An-Nisa’: 93)

9.            Iblis. (Al-Hijr/15: 35; Shaad: 78)

10.       Orang-orang yang menuduh berzina terhadap perempuan-perempuan yang baik-baik dan suci. (An-Nur: 23)

11.       Orang-orang yang menyalahi pemimpin orang-orang yang saleh (Hud: 60, 100)

12.       Orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi, dan orang-orang yang berhati kotor dan para pendusta. (Ar-Ra’d: 25)

Pelaku Dosa Yang Dilaknat Di Dalam Hadis

Rasulullah saw bersabda: “Ada lima orang yang dimohonkan laknat untuk mereka dan semua nabi mengaminkannya:

(1) Orang yang menambah kitab Allah dan meninggalkan sunnahku,

(2) Orang yang mendustakan takdir Allah,  

(3) Orang yang mengatakan halal dari keluargaku apa yang diharamkan oleh Allah,

(4) Orang yang mementingkan dirinya sendiri dalam hal harta rampasan perang yang dihalalkan baginya

(5) Orang yang mengajak berbuat baik padahal dirinya meninggalkannya atau melarang orang lain berbuat dosa padahal dirinya melakukannya.” (Al-Wasail, jilid 11, hlm 271).