Di dalam surat Fathir (35), ayat 39 disebutkan, “… dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka ….” Berangkat dari ayat ini, soal yang mengedepan adalah apakah makna dari kemarahan dan kemurkaan Tuhan?
Kemarahan dan kemurkaan Allah swt tidak bermakna sebagaimana kemarahan dan kemurkaan manusia. Karena, kemarahan pada diri manusia merupakan salah satu jenis emosi batin yang menjadi sumber reaksi cepat, kuat dan keras, dan memobilisasi kekuatan jiwa untuk membela diri dan menuntut balas.
Dalam kaitannya dengan Tuhan, tidak satu pun dari seluruh makna yang merupakan kelaziman wujud yang mungkin dan berubah-ubah itu layak disandangkan kepada-Nya. Kemarahan Tuhan berarti jauhnya rahmat dan kasih dari seseorang yang terjerumus dalam perbuatan-perbuatan buruk.[1]
[1] Tafsir Neműneh, jilid 18, hal. 284.