Doa Menghafal al-Quran

Rasulullah Saw bersabda kepada Amiril Mukminin Ali as:"aku akan mengajarkanmu sebuah doa yang membuat dirimu tidak akan melupakan ayat-ayat al-Quran:

’اللهم ارحمني بترك معاصيك أبداً ما أبقيتني، وارحمني من تكلف ما لا يعنني، وارزقني حسن المنظر فيما يرضيك عني، وألزم قلبي حفظ كتابك كما علمتني، وارزقني أن أن أتلوه على النحو الذي يرضيك عني. اللهم نور بكتابك بصري، واشرح به صدري، وفرح به قلبي، وأطلق به لساني، واستعمل به بدني، وقوني على ذلك، وأعني عليه إنه لا معين عليه إلا أنت، لا إله إلا أنت‘"

Ya Allah Swt rahmati untuk (dapat) meninggalkan maksiat kepada-Mu selamanya selagi engkau masih memberi kesempatan kepadaku. Kasihani diriku dari hal yang tak sanggup aku pikul. Karunialiah aku itikad baik dan ketertarikan kepada hal yang Engkau sukai. Teguhkan hatiku untuk menghafal kitab-Mu sebagaimana Engkau ajarkan kepadaku. Karuniailah aku untuk (dapat) membacanya sesuai yang Engkau sukai. Ya Allah dengan kitab-Mu terangilah penglihatanku, lapangkanlah dadaku, bahagiakan diriku, bebaskan (belenggu) lidahku, terapkanlah kepada badanku, kokohkanlah diriku atasnya dan bantulah diriku untuk hal tersebut, sesungguhnya tiada penolong untuk hal tersebut kecuali Engkau, tiada tuhan selain Engkau.

Doa Untuk Ayah dan Ibu

Ayah dan ibu memiliki hak atas putra-putra mereka. Allah SWT dalam berbagai kesempatan di dalam al-Quran karim menegaskan kepada seorang anak untuk menunaikan hak-hak ayah dan ibunya. Di dalam Surah Isra' Allah berfirman:

رَبِّ ارْحَمْهُما كَما رَبَّيانى‏ صَغيراً؛

"Ya Allah Kasihanilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di masa aku masih kecil."

Doa Untuk Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat

Allah SWT di dalam al-Quran karim telah menyebut dua kelompok sebagai ahli doa:

  1. satu kelompok yang hanya melihat dunia saja dan tak mau peduli terhadap akhiratnya. Dalam doanya, mereka tak lepas dari permasalahan duniawi semata, dan berkata:"ya Allah apa yang hendak Engkau berikan, berikanlah di dunia!”. Orang-orang semacam ini tidak akan mendapatkan bagian sedikitpun di akhirat kelak.
  2. kelompok kedua adalah orang-orang yang tidak hanya melihat dunia saja tapi juga memperhatikan akhiratnya. Orang seperti ini akan meminta kepada Allah SWT demikian: “Ya Allah Berikanlah kebaikan kami di dunia dan kebaikan di akhirat kelak serta jagalah kami dari siksa api neraka."

رَبَّنا ءاتِنا فىِ الدُّنْيا حَسَنَةً وَ فىِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنا عَذابَ النَّارِ.

Doa Saat Menaiki Kendaraan

Salah satu metode al-Quran untuk mengenalkan manusia terhadap Allah SWT adalah menghitung nikmat-nikmat-Nya. Al-Quran berusaha untuk membangunkan perasaan yang telah mati dan mendekatkan hati-hati yang telah jauh dari tuhan-Nya. Di dalam Surah Zukhruf,  Allah SWT berfirman:

سُبْحانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنا هذا وَما كُنّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنّا إِلى‏ رَبِّنا لَمُنْقَلِبُونَ.

“Maha suci Allah, dzat Yang telah menundukkan ini (kendaraan) kepada kami, dan jika tidak, niscaya  kami tidak akan mampu melakukannya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami."

Doa Nabi Zakaria as Untuk Mendapatkan Keturunan

Nabi Zakaria as merupakan salah satu utusan Allah SWT. Semasa hidupnya beliau selalu memperjuangkan ketuhanan, tauhid, kesucian dan kebenaran serta tak lupa beliau mengajak manusia kepada hidayah. Saat beliau mencapai usia lanjut, beliau berpikir kalau ajalnya telah dekat. Beliau pun sedih dan resah atas hal ini. Kesedihan nabi Zakaria a.s. tak lain disebabkan, beliau hingga saat itu belum memiliki keturunan dan tidak ada sanak saudara beliau yang dapat meneruskan jalannya, dari sisi ini beliau sangat bersedih karena lentera hidayah yang sejak  dahulu berada di garis keturunan beliau akhirnya akan redup dan sirna.

Namun, usia lanjut beliau dan kemandulan istrinya tidak menghalanginya untuk tetap mengharap kemurahan dari Allah SWT. Nabi Zakaria a.s. telah mengutarakan maksud dan doanya dalam berbagai ungkapan, di mana kita dapat menemukannya dalam tiga tempat:

  1. Hannah istri Imran pada saat mengandung, bernazar untuk menjadikan anak yang akan dilahirkannya kelak sebagai abdi Baitil Maqdis. Saat lahir, ternyata anak yang dinanti-nantikan itu seorang perempuan. Allah tidak hanya mengabulkan nazarnya tapi juga Zakaria as yang merupakan suami bibi Maryam s.a. telah menjadi pembimbingnya dan yang bertanggung jawab untuk membesarkannya.  Di antara bangunan masjid, beliau membangunkan untuknya sebuah Mihrab, yang dapat digunakan oleh Maryam untuk beribadah di sana. Zakaria a.s. Setiap kali beliau datang menjenguk Maryam s.a. selalu mendapati makanan dan buah-buahan yang beraneka ragam yang tidak ada pada musimnya. Dia bertanya kepada Maryam yang kemudian dijawab. Pada saat itu, ibadah, spiritualitas dan kesempurnaan telah mengguncangkan kepribadian Zakaria a.s., dan dia berkata dalam dirinya sendiri: "bagaimana kalau aku memiliki seorang anak semacam ini?" Kemudian spontan beliau memohon kepada Allah SWT seraya berkata:

" رَبِّ هَبْ لى‏ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء "

Ya Allah anugerahilah aku seorang anak (keturunan) yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Kamu Maha mendengar segala doa dan permohonan."

Kemudian saat dia shalat di mihrabnya para malaikat datang dan memberikan kabar gembira kepadanya bahwa Allah akan menganugerahinya seorang anak yang diberi nama Yahya yang besar dan suci serta akan menjadi seorang nabi. Zakaria a.s. dengan tanpa habis pikir (tidak percaya atas apa yang didengarnya) berkata:"

  1. Pada awal-awal surah Maryam disebutkan: Ingatlah rahmat tuhanmu yang diberikan kepada Zakaria. Di mana dia menyeru tuhannya dengan suara lirih:

رَبِّ إِنِّي وَهَنَ العَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُنْ بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيّاً وَإِنِّي خِفْتُ المَوالِيَ مِنْ وَرائِي وَكانَتِ امْرَأَتِي عاقِراً فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيّاً

" Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai".

Akhirnya jawaban datang, Zakaria dikaruniai seorang anak oleh Allah Swt yang tak lain Yahya beserta kitab dan hikmah.

  1. Dalam surah Anbiya' saat menyebut posisi dan kedudukan para nabi dan penghambaan mereka selama hidup, tiba giliran Nabi Zakaria a.s.. Allah Swt berfirman: saat Zakaria menyeru tuhannya dan berkata:

رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ خيْرُ الوارِثينَ

Ya Allah janganlah Engkau biarkan aku sendirian dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik